Tak cukup waktu
untuk mengutarakan semua hal yang ada dibenakmu.
Pikiran-pikiran itu
semata-mata tenggelam oleh berkelibat insekuritasmu.
Angan-angan untuk
menjadi seperti yang diinginkan bahkan binasa oleh rendahnya kedewasaanmu.
Hingga kamu hanya
mampu meluapkannya dengan tangisan sendu.
Kamu harus tahu,
permasalahanmu tidak seberat itu,
Tetapi hati dan
mentalmu yang menyebabkan kamu memandangnya begitu.
Luyu, layuh, dan
sayu.
Kamu lah yang
menyugesti dirimu untuk menjadi selemah itu.
Jangan salahkan situasi atau takdirmu,
Salahkan dirimu yang
gagal mendominasi bagaimana cara memandang sesuatu,
Salahkan dirimu yang telah membiarkanmu menjadi korban dari pikiran gelapmu,
Salahkan dirimu yang tidak bisa memberi kesempatan bahagia untukmu,
Setelah itu, maafkan dan
perbaiki kesalahanmu.
Dunia tahu, kamu
pasti sekuat itu.
Kamu cakap untuk
bangun dari keterpurukanmu.
Jadi jangan bersedih
ketika kamu berfikir tidak ada yang menemanimu.
Coba tengok
sekelilingmu,
Dari langit hitam
hingga berubah biru,
Awan putih yang
semakin lama menjadi kelabu,
Bahkan hujan dan
terik matahari ikut mendukungmu.
Mereka beramai-ramai
menyorakkimu.
Mentranfusi semangat
dibalik setiap teriakan namamu.
Hei, tersenyumlah,
semesta telah memilihmu,
Memilihmu untuk
menjadi insan yang tegar dan siap untuk melawan musuh bebuyutanmu,
yaitu
pikiran-pikiran burukmu itu.
No comments:
Post a Comment